Belitung: Merekam Jejak “Laskar Pelangi”
Replika SD Muhammadiyah Gantong |
“Menarilah dan terus tertawa.
Walau dunia tak seindah surga. Bersyukurlah pada yang kuasa. Cinta kita di
dunia”
Masih ingatkah sepenggal lirik lagu tersebut? Ya, beberapa bait lirik lagu tersebut merupakan sountrack film “Laskar Pelangi” yang diangkat dari novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata. Pastinya kalian sudah tau ya bahwa film tersebut bercerita tentang sejumlah anak-anak dari Desa Gantong yang berjuang untuk meraih pendidikan. Berkat novel dan film itulah yang membuat pariwisata Belitung dilirik oleh para traveler.
Nah, di hari kedua saat berkunjung ke
Belitung, saya dan teman-teman juga mengunjungi lokasi syuting Laskar Pelangi.
Salah satunya yang terkenal yakni replika SD Muhammadiyah Gantong yang
merupakan sekolah Ikal dan kawan-kawannya. Sekolah tersebut berada di Desa
Gantong, desa dimana seorang Ikal atau Andrea Hirata dilahirkan dan dibesarkan.
Kala itu pukul delapan pagi, saya dan
teman-teman sudah berada di Desa Gantong. Saya berkunjung saat weekend jadi SD Muhammadiyah Gantong
sangat ramai oleh pengunjung dari luar Belitung. Tiket masuknya hanya lima ribu
rupiah saja, murah sekali kan? Saya mulai menyusuri bagian demi bagian sekolah.
Bangunan, ruang kelas, dan halaman sekolah persis seperti yang digambarkan di
novel maupun film. Saya pun sampai membayangkan sedang berada di masa ketika
dulu kala Ikal dan kawan-kawanya bersekolah di situ. Bangunan dan ruang kelasnya
memang dipertahankan semirip mungkin dengan jaman dulu seperti yang Andrea
Hirata gambarkan pada novelnya.
Karena ramai, saya foto dari kejauhan aja |
Tak hanya SD Muhammadiyah Gantong, saya
juga mengunjungi rumah milik Andrea Hirata yang pernah ditinggali ketika masih
kecil. Namun, kini rumah itu telah disulap menjadi Museum Kata. Tampak depan
museum itu terlihat Instagenic dengan
ornament jendela kayu berwarna warni
disertai bait-bait kata motivasi.
Tampak depan Museum Kata |
Desainnya instagramable banget yaa... |
Dindingnya colourfull banget yaa |
Sekitar pukul sebelas siang, kami
meninggalkan Desa Gantong menuju Pantai Burung Mandi. Pantainya cukup sepi,
bahkan ketika itu hanya ada kami berenam yang berkunjung ke pantai ini. Akhirnya
saya dan teman-teman berpindah untuk mengunjungi Vihara Dewi Kwan Im. Lagi-lagi
tempat ini juga sepi pengunjung, enaknya saya bisa bebas jeprat jepret tanpa
harus bocor. Hahaha . . . Selanjutnya, saya dan teman-teman akhirnya mencari
rumah makan, namanya rumah makan Fega. Menu seafoodnya
juara banget pokoknya. Selain itu, view
dari tempat kami makan pun bagus.
View di rumah makan Fega |
Kenyang menyantap seafood, kami langsung tancap gas ke Pantai Nyiur Melambai, pantai
ini pun sepi pengunjung. Di pantai ini kami hanya singgah sebentar dan kembali
ke hotel di Tanjung Pandan.
Vihara Dewi Kwan Im |
Kami sempat melewati lokasi syuting Laskar
Pelangi yakni Pantai Tanjung Tinggi. Namun, karena terlalu sore kami pun hanya
mendapatkan suasana matahari terbit yang tertutup awan mendung. Tapi, kami
dapet suasana sunset yang romantis banget di sebuah restoran pinggir Pantai
Tanjung Tinggi.
Restorannya sepi dan romantis banget suasananya |
Nah, ini restoran yang berada di PantaiTanjung Tinggi, saya lupa namanya |
Hari selanjutnya kami akan mengunjungi pantai ini, ditunggu
ceritanya ya gaes. See you!