Let's Get Lost In Singapore
“Percayalah bahwa Indonesia itu
lebih indah dari pada keluar negeri”. Kata – kata itulah yang sering terlontar
oleh teman – teman. Entah hasrat untuk bertandang ke negeri seberang sangat
membuncah. Tak bisa ditawar lagi layaknya jual beli.
Sejak
orang Indonesia belum ramai jalan-jalan ke luar negeri, hal itu merupakan
sebuah mimpi terbesar bagi semua orang termasuk saya. Mungkin kala itu hanya
orang berduit yang bisa pergi ke luar negeri. Tapi, akhir-akhir ini ke luar
negeri bukan lagi mimpi bagi semua orang bahkan sudah hal yang lumrah, termasuk
mahasiswa sekalipun. Ada maskapai low
cost yang menawarkan banyak promo untuk menuju ke luar negeri. Tak kalah
ingin mencobanya, ketika itu hanya sekedar ingin tahu ‘seperti apa sih luar
negeri? seperti apa Singapore atau Malaysia?’, cukup yang dekat saja dulu
karena ini first time.
Bermula
dari membuka sebuah website Air Asia yang menawarkan promo Jakarta – Singapore
90 ribu rupiah, akhirnya belilah tiket bersama dua teman. Murah sekali bukan?
Bahkan untuk rute domestik saja tidak ada maskapai yang menjual tiketnya
semurah itu. Sedangkan tiket pulang ke Indonesia saya memilih dari Kuala Lumpur.
Cukup mahal kala itu, meski itu sudah termasuk harga promo. Harga 560 ribu
rupiah, itu cukup murah jika dibandingkan dengan tiket domestik. Ironis!
16
Juni 2014
Tibalah
untuk memulai pertualangan bersama dua orang teman menuju ke Singapore,
ditambah seorang teman yang mendadak ikutan dan akan menyusul tiga atau dua jam
sebelum pesawat berangkat. Dari Stasiun Lempuyangan Jogja pukul 5 sore menuju
Stasiun Pasar Senen dengan tiket ekonomi seharga 50 ribu rupiah, bersama dua
teman dan seorang teman bertemu di bandara.
17
Juni 2014
Tiba di
stasiun Pasar Senen pukul 2 pagi, dilanjutkan naik angkutan ke stasiun Gambir
dan naik damri ke bandara. Sampai bandara tiga orang ndelosor tidur karena
penerbangan masih lama sekali, jam 6 sore. Hahahaa . . .
Waktu
yang ditunggu akhirnya tiba, dua jam sebelum berangkat teman yang menyusul pun
tiba dan segera check in imigrasi.
Lumayan antri lama dan bahagia sekali karena pada akhirnya paspor di cap juga.
Pukul 6 sore saat asyik-asyiknya foto sunset di sekitar terminal 3 bandara
Soeta penumpang disuruh masuk pesawat dan finally,
I flew to Singapore.
Sunset di bandara Soeta |
Hampir
2 jam perjalanan menuju Singapore, menghabiskan waktu dengan tidur pulas karena
dari kemarin kurang tidur. Hingga tak terasa sudah sampai di Changi Airport,
bahagianya seperti anak kampungan. Update status terlebih dahulu dengan layanan
internet di bandara, foto – foto juga tidak terlewatkan.
Semakin
larut, akhirnya tidur di area umum bandara dan berharap semoga tidak ditangkap
petugas keamanan bandara yang bersenjata lengkap. Agak bahaya memang karena
disitu petugas sering berjaga-jaga, tapi kan punya tiket pulang dan sebagainya,
so don’t worry.
18
Juni 2014
Pukul 6
pagi terbangun dari tidur, kaget liat suasana karena ternyata masih gelap
layaknya pukul 5 pagi waktu Indonesia. Sambil menunggu loket MRT buka, kaki pun
tak lelah untuk berkeliling area umum, cuci muka dan sebagainya. Gembel banget
daahh . . . Akhirnya jam 8 tet loket MRT buka juga, langsung serbu deh bwt beli
Singapore Tourist Pass (STP) plus seharga SGD 20. Kelebihannya yang plus dapat
bonus city tour keliling Singapore
pakai bus tingkat dan jetfun keliling Singapore via laut.
Singapore Tourist Pass |
Begitu
dapat STP langsung menuju Urban hostel untuk menitipkan tas agar tidak terlalu
berat kemana-mana. Lokasi hostelnya dekat dengan Stasiun Aljunied, tinggal
jalan kaki 200 meter. Emang sih resepsionistnya cerewet buangetttt, tapi
kuncinya itu wanita memang harus dimengerti dengan begitu dia juga akan bisa
mengerti. Hahahaa . . .
Penampakan Urban Hostel |
Tujuan pertama
setelah menitipkan tas adalah menuju Chinnese Garden, karena suasana pagi
disana begitu sejuk dan indah. Dari Stasiun Aljunied langsung saja mengikuti
green line menuju kesana dan turun di Stasiun Chinnese Garden, udah deh sampai.
Welcome to Chinnese Garden . . .
Chinnese Garden |
Narsis juga yaaa . . . |
Area Japanesse Garden di Chinnese Garden |
Akhirnya foto bersama juga |
My self |
Ternyata
benar kata seorang teman yang tinggal di Singapore, Chinnese Garden suasananya
sangat tenang dan bersih. Bagaimana tidak, Singapore kan terkenal dengan Negeri Denda. Di sana buang sampah
sembarangan terkena denda, merokok dan makan di MRT atau area umum juga
didenda, parkir sembarangan juga didenda, dan masih banyak lagi aturan
dendanya. Tapi dengan begitu masyarakat di sana menjadi sadar, tertib, dan
disiplin dalam segala hal, untuk hal itu wajib ajungkan jempol. Andai saja
Indonesia seperti itu, mungkin alam akan lebih indah seperti di film Journey 2 – The Mysterious Island.
Selanjutnya
iseng naik MRT dari Chinnese Garden menuju Bukit Gombak. Dari hasil browsing sebelumnya
terdapat danau di belakang Bukit Gombak Stadium, tapi tidak berhasil menemukan
bagaimana cara menuju ke sana. Finally,
hanya berpose di depan Bukit Gombak Stadium saja.
Matahari
sudah begitu terik, seisi perut sudah memanggil meminta jatahnya, akhirnya
makan di bawah Stasiun Clementi dengan menu nasi lemak seharga SGD 2, cukup
murah kalau lihat menunya seperti itu.
Nasi Lemak seharga 2 SGD |
Perjalanan
dilanjutkan ke Singapore Flyer dengan view Hotel Marina dari sisi samping.
Melalui Singapore Flyer ini akhirnya bus Funvee membawa kami keliling kota
Singapore selama satu jam lamanya.
Singapore Flyer |
View of Marina |
City Tour by Funvee bus |
Satu jam
berlalu dengan keliling kota Singapore yang ternyata cukup kecil. Kaki ini pun
segera melangkah menuju MRT dekat Singapore Flyer dan menuju Sentosa Island.
Hati ini selalu berkata “Kapan bisa foto di Universal Studio, nggak perlu masuk
deh, mahal”. Hahaha . . . Dan ternyata tercapai juga keinginan itu . . . Narsis
di depan bola dunia Universal Studio dan berkeliling Sentosa Island. Menemui
banyak spot yang bikin decak kagum, Singapore sangat rapi dan teknologi super
maju.
Universal Studio |
Area Sentosa Island |
Lake of Dream |
Foro bareng lagi akhirnya . . . |
Last destination, apalagi
kalau bukan Merlion dan pertunjukan Wonderfull Light Show di depan Merlion.
Suasananya sangat romantis sekali disana. Andai saja bersama dengan kekasih,
ahh lupakan.
Merlion saat malam hari |
Lihat Wonderfull Light Show |
Waktu
menunjukan pukul 23.00, harus segera kembali ke hostel setelah kaki gempor
karena banyak berjalan. Keesokan harinya melanjutkan perjalanan menuju Kuala
Lumpur melalui stasiun Woodland, berlanjut naik bis menuju Terminal Larkin.