|
Pantai Tanjung Tinggi |
Setiap
tempat yang dikunjungi pasti punya cerita dan kesan tersendiri bagi saya. Yang
awalnya tidak masuk daftar tempat yang ingin dikunjungi tapi tiba-tiba random
untuk ke sana. Sama halnya ke Belitung, tak ada dalam pikiran saya.
Saat hari ketiga di sana, saya merasa betah
sekali. Jalanan yang lenggang, tenang serta banyak pantai dan pulau eksotis
yang bisa dikunjungi. Jika hari sebelumnya saya dan teman-teman hanya
mendapatkan momen sunset di Pantai
Tanjung Tinggi (cerita sebelumnya Menyusuri Eksotisnya Pulau Lengkuas dan Sekitarnya & Merekam Jejak "Laskar Pelangi"),
maka di hari ketiga kami harus ke sana sepagi mungkin. Namun, ujung-ujungnya
jam delapan pagi baru berangkat dari hotel, maklum teman-teman cowok susah
sekali bangun pagi. Di pagi hari, Pantai Tanjung Tinggi sudah ramai pengunjung.
Oiya, masuk ke pantai ini gratis lho, hanya bayar parkir kendaraan saja. Asyik
kan?
|
Yeayy, akhirnya kesampaian ke Pantai Tanjung Tinggi |
|
Pose dulu sebelum mainan air |
|
Pantai Tanjung Tinggi |
|
Pantai ini masih didominasi oleh bebatuan granit yang tinggi |
|
Pantainya sepi, padahal ini tergolong ramai pengunjung |
|
Mainan air yukkk . . . |
|
Foto bersama teman-teman |
Kami menyusuri dari ujung ke ujung
pantai yang masih didominasi bebatuan granit dan berpasir putih. Asyiknya
berlarian dan bermain-main di pantai ini, meski ramai tapi dijamin tidak bocor
ketika berfoto-foto. Hari itu cuaca terik tapi terasa sejuk angin pantainya. Capek
bermain-main, kita bisa duduk-duduk di warung pinggir pantai sambil menikmati
suara debur ombak dan segarnya kelapa muda.
Tak lama kemudian kami beranjak dari Pantai
Tanjung Tinggi dan melanjutkan perjalanan ke Danau Kaolin. Letak Danau Kaolin
sebenarnya lebih dekat dari kota Tanjung Pandan. Cuaca yang awalnya terik
tiba-tiba mendung disertai gerimis kecil. Hal itu tak menyurutkan kami untuk
tetap jalan-jalan. Danau Kaolin ini sebenarnya tanah bekas galian tambang, tapi
tetap indah ya dengan airnya yang berwarna turquoise.
|
Danao Kaolin saat mendung dan gerimis |
Sore ini kawan-kawan saya akan kembali ke
Jakarta, jadi jalan-jalannya terasa ngebut
kayak kejar setoran. Saya, extend
dong! Kami mengunjungi Danau Kaolin mungkin hanya untuk berfoto-foto saja,
selain mengejar flight sore juga
gerimis yang semakin besar. Akhirnya kami memutuskan makan siang, tapi di
perjalanan menuju restoran kami tiba-tiba tergelitik untuk melihat rumah adat
Belitung. Yah, seperti biasa masuk lalu foto-foto ala kadarnya. Hahaha . . . Mungkin
karena sudah lapar. Tak jauh dari rumah adat Belitung, kami pun sampai di Rumah
Makan Timpo Dulu. Sesuai namanya, rumah makan ini memiliki bangunan dan furniture jaman baheula. Soal rasa makanan
dijamin jawara deh.
|
Rumah Adat Belitung |
|
Salah satu sudut Rumah Makan Timpo Duluk |
|
Menu yang saya pesan |
Tapi sayang, usai makan siang saya harus
berpisah dengan teman-teman seperjalanan. Saya mengantar sampai bandara dan
menunggu mereka masuk waiting room.
Setelah itu saya merental motor untuk dipakai
jalan-jalan sendiri sampai esok hari. Keluar bandara, saya mengarahkan GPS handphone ke arah Batu Mentas.
Mengendarai motor sendirian sangat tidak direkomendasikan bagi cewek karena
harus melewati beberapa hutan. Bahkan saya sendiri takut ketika jalur menuju Batu
Mentas ternyata masuk-masuk jalan kecil, bertanah merah, dan becek.
Sesampainya di Batu Mentas ternyata masih
banyak sekali pengunjung. Tempat wisata ini menawarkan alam yang indah dan
alami. Sungai-sungai dan air terjun yang segar dan beberapa binatang yang
dipelihara membuat Batu Mentas memiliki daya tarik tersendiri bagi penduduk
setempat.
|
Batu Mentas |
Sayangnya, saya tak bisa lama-lama disini
karena perjalanan ke hotel cukup jauh dan penduduk setempat sudah mulai
meninggalkan Batu Mentas satu per satu. Saat keluar jalan besar saya mendadak
khawatir karena jarak kendaraan satu dengan yang lain sangat jauh. Apalagi
harus kembali melewati hutan yang jarang dengan penerangan, saya jadi tambah
takut. Tapi akhirnya saya pun sampai di kota Tanjung Pandan dan kembali ke
hotel setelah makan malam. Esok hari siapa untuk berpetualang sendirian.
Sendiri menyusuri Indahnya
Belitung
Hari terakhir sebelum esok kembali
ke Jakarta, saya menyusuri sudut-sudut Belitung sendirian. Naik motor sendiri
berbekal GPS handphone. Asyik nggak
sih? Rasanya berasa anak motor yang lagi touring menjelajah tiap jengkal bumi.
Seruuu banget kan!
Tujuan pertama pagi itu saya mengunjungi
Bukit Berahu Resort, hotel yang cukup terkenal di kota ini karena memiliki private beach. Meski tidak menginap di
sana saya bisa mengunjunginya dengan membayar 10 ribu rupiah kepada penjaganya.
Area resortnya sangat luas, tapi petunjuknya cukup jelas koq. Saya kemudian
memarkir motor sewaan dan menuju ke area cottage
yang menghadap pantai pribadi. Duhhh, kece banget depan cottage langsung pantai dan bisa dengerin debur ombak yang
malu-malu. Karena sendirian, akhirnya suka nggak
suka saya berfoto dengan monopod sambil berkeliling pantainya yang tak begitu
luas.
|
Cottage tepi pantai di Bukit Berahu Resort |
|
Pantai di depan cottage |
|
Selfie di pantai depan cottage |
|
Berkeliling pantai sekitar resort |
|
Jurus saya kalau jalan sendiri, kamera disenderin trus foto dengan timer deh |
|
Pemandangan lain di sekitar resort |
|
Tempat nongkrong asyik di Bukit Berahu Resort |
|
Pemandangan dari atas, kece banget yaa . . . |
Tak lupa pula saya nongkrong di area
restorannya yang berada di luar, dekat dengan kolam renang. Adem rasanya, mungkin
suatu saat ingin kembali ke Belitung dan menginap di Bukit Berahu Resort
bersama pasangan halal. Hanya itu saja bagian resort yang saya explore. Saya kemudian melajukan motor
ke arah Tanjung Kelayang lalu berbelok ke kanan, tiba-tiba saya merasa ingin ke
Pantai Tanjung Tinggi lagi karena pantai itu luas dan belum puas. Saat sampai
di depan Hotel Lor In saya berhenti sejenak dan berfoto di tengah jalan, kemudian
memarkir motor di tepi jalan sambil menikmati pemandangan Pantai Tanjung
Tinggi. “Enak ya hidup di sini, indah banget, bahagia tiap hari bisa lihat
beginian”, batin saya.
|
Asyik kan naik motor sendirian keliling Belitung |
|
Sisi lain Pantai Tanjung Tinggi |
|
Pantai Tanjung Tinggi |
Hingga menjelang sore saya betah menelusuri
sepanjang Pantai Tanjung Tinggi. Saya kembali ke hotel sebelum waktu maghrib
tiba, karena saya takut di jalanan yang begitu sepi. Malamnya saya habiskan
untuk istirahat sambil memesan shuttle
untuk menjemput saya ke bandara esok paginya. Saat meninggalkan Belitung, saya
sekilas mengintip dari jendela pesawat, rupanya awan kian mendung akan turun
hujan. Sama dengan perasaan saya yang berat meninggalkan Pulau Belitung yang
penuh kenangan dan petualangan. Sampai jumpa Belitung . . .