Sebuah Cerita dari Negeri Merah
“Sejauh apapun kaki ini melangkah, kembalilah
dengan sebuah cerita yang indah. Cerita dan kenangan yang tidak akan pernah
terbeli dengan apapun. Semuanya mahal untuk didapatkan. Bahkan, semua itu tak
bisa terulang kembali”
Usai
bertandang ke negeri Singapura, langkah tak berhenti sampai di situ. Kaki ini
layaknya binatang kaki seribu yang tak mengenal lelah untuk menjelajah sebagian
sudut bumi. Ketika cahaya matahari baru sepenggalah menunjukkan sinarnya, kaki
ini terus berjalan. Kala itu terminal Larkin menjadi saksi bahwa perjalanan
menuju Negeri Merah harus bermula dari sini. Bis nyaman dengan fasilitas tempat
duduk yang luas dan AC pun melaju menuju ke sana, sepertinya pertama kali
merasakan seperti ini.
Pemandangan
sepanjang perjalanan dari Larkin ke Terminal Melaka begitu membuka mata.
Jalanan yang sangat mulus, tata kota yang rapi, dan pembangunan yang
berkesinambungan. Hanya bisa berandai-andai negaraku bisa seperti itu. Hampir
empat jam perjalanan ini begitu menyenangkan dan mengagumkan, tibalah di Terminal
Melaka. Berpacu dengan waktu yang kian bergulir, langsung saja melanjutkan
perjalanan dengan bis menuju Bangunan Merah.
Tak lama
bis melaju cepat ke Bangunan Merah, mungkin hanya setengah jam saja. Menikmati
pemandangan dengan warna merah hampir ditiap sudut kotanya. Bangunan peninggalan
penjajahan dengan arsitektur yang memukau dan ramah dengan pejalan kaki.
Bangunan Merah |
Sepanjang
pandangan mata, bangunan di kota pelabuhan ini sangat klasik. Maka tak heran
jika Negeri Merah ini disebut sebagai TheWorld
Heritage City.
The World Heritage City |
Tak hanya
di Singapore, Melaka pun memiliki Mini India atau Little India yang cantik.
Sekawanan burung merpati yang berterbangan terasa seperti menikmati suasana
Eropa, meskipun langkah ini belum sampai sana.
Little India |
Ada lagi
bangunan kuno yang tak kalah menarik untuk dikunjungi, tentunya sarat dengan
sejarah. Suasana itu membuatku seperti berada di waktu lampau atau jaman kuno. Ahhh
. . . benar-benar kota yang membuat banyak orang terpana dan ingin
berlama-lama berada disana.
Waktu
terasa begitu cepat, mungkin sekitar empat jam saja mengunjungi Negeri Merah
yang menawan ini. Bis pun membawaku melanjutkan cerita di Kuala Lumpur yang
memakan waktu sekitar empat jam dari Melaka.