Monday, December 22, 2014


“Sejauh apapun kaki ini melangkah, kembalilah dengan sebuah cerita yang indah. Cerita dan kenangan yang tidak akan pernah terbeli dengan apapun. Semuanya mahal untuk didapatkan. Bahkan, semua itu tak bisa terulang kembali”

Usai bertandang ke negeri Singapura, langkah tak berhenti sampai di situ. Kaki ini layaknya binatang kaki seribu yang tak mengenal lelah untuk menjelajah sebagian sudut bumi. Ketika cahaya matahari baru sepenggalah menunjukkan sinarnya, kaki ini terus berjalan. Kala itu terminal Larkin menjadi saksi bahwa perjalanan menuju Negeri Merah harus bermula dari sini. Bis nyaman dengan fasilitas tempat duduk yang luas dan AC pun melaju menuju ke sana, sepertinya pertama kali merasakan seperti ini.
Pemandangan sepanjang perjalanan dari Larkin ke Terminal Melaka begitu membuka mata. Jalanan yang sangat mulus, tata kota yang rapi, dan pembangunan yang berkesinambungan. Hanya bisa berandai-andai negaraku bisa seperti itu. Hampir empat jam perjalanan ini begitu menyenangkan dan mengagumkan, tibalah di Terminal Melaka. Berpacu dengan waktu yang kian bergulir, langsung saja melanjutkan perjalanan dengan bis menuju Bangunan Merah.
Tak lama bis melaju cepat ke Bangunan Merah, mungkin hanya setengah jam saja. Menikmati pemandangan dengan warna merah hampir ditiap sudut kotanya. Bangunan peninggalan penjajahan dengan arsitektur yang memukau dan ramah dengan pejalan kaki.
                                               






Bangunan Merah
Sepanjang pandangan mata, bangunan di kota pelabuhan ini sangat klasik. Maka tak heran jika Negeri Merah ini disebut sebagai TheWorld Heritage City.
                                       
The World Heritage City

Tak hanya di Singapore, Melaka pun memiliki Mini India atau Little India yang cantik. Sekawanan burung merpati yang berterbangan terasa seperti menikmati suasana Eropa, meskipun langkah ini belum sampai sana.
                                     
Little India
Ada lagi bangunan kuno yang tak kalah menarik untuk dikunjungi, tentunya sarat dengan sejarah. Suasana itu membuatku seperti berada di waktu lampau atau jaman kuno. Ahhh . . . benar-benar kota yang membuat banyak orang terpana dan ingin berlama-lama berada disana.
                                    











Waktu terasa begitu cepat, mungkin sekitar empat jam saja mengunjungi Negeri Merah yang menawan ini. Bis pun membawaku melanjutkan cerita di Kuala Lumpur yang memakan waktu sekitar empat jam dari Melaka.

Dear Widha . . . . 2019 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template