10 Kuliner Khas Semarang yang Wajib Diburu
Semarang
tak hanya dikenal dengan wisata sejarah dan wisata alamnya yang begitu memukau.
Kota dengan sebutan ‘Kota Atlas’ ini juga memiliki beragam olahan kuliner
lezat. Selain ramah di kantong, kuliner-kuliner yang ditawarkan juga tergolong
legendaris dan memiliki keunikan serta citarasa tersendiri.
Makanya
saya tak mau melewatkan sajian khas Semarang satu per satu. Pengalaman saya
berpetualang rasa di Semarang ini semoga bisa menjadi referensi para pelancong
dari luar kota. Apa saja sih yang saya cobain? Berikut 10 kuliner khas Semarang
yang wajib diburu dan unik yang saya rekomendasikan.
Es Puter Cong Lik
Cuaca yang begitu panas di
Semarang rasanya sangat nikmat jika mencicipi yang dingin-dingin salah satunya
Es Puter Cong Lik. Es puter yang legendaris dan terkenal ini wajib sekali jadi
incaran ketika sedang traveling ke
Semarang.
Varian rasa yang
ditawarkan ada durian, kelapa muda, alpukat, dan cokelat. Masing-masing varian dilengkapi
dengan biji mutiara, roti dan buah lontar (siwalan). Waktu itu saya mencoba
varian alpukat dan kelapa muda, rasanya benar-benar bikin nagih dan dijamin
ingin nambah lagi.
Es Puter Kelapa Muda |
Es Puter Cong Lik yang
berada di Jalan KH Ahmad Dahlan No 11, Semarang ini bisa kalian cicipi pada
pukul 18.00 hingga 23.00. Soal harga masih ramah di kantong traveler koq, antara Rp 15.000 hingga Rp
25.000 per porsi tergantung variannya. Gimana sudah ingin mencoba belum?
Es Krim Jamu
Semua orang pasti sudah
mengetahui bahwa jamu merupakan obat tradisional Indonesia. Jamu terbuat dari
akar-akaran (jahe, kunyit, temulawak, kencur, dan lain-lan), daun-daunan,
bahkan telur ayam. Rasa dari jamu itu sendiri pun pahit sehingga kadang harus
dicampur dengan madu agar rasanya dapat ditoleransi oleh peminumnya.
Jenis-jenis jamu juga sangat beragam antara lain beras kencur, kunyit asam,
sambiloto, temulawak, STMJ (susu, telur, madu dan jahe) dan sebagainya. Setiap
varian jamu memiliki khasiat yang berbeda-beda. Kalian sudah mencoba yang mana
nih?
Berbicara jamu, di
Semarang ada café yang menawarkan cara menikmati jamu dengan bentuk yang
berbeda lho. Jamu-jamu yang biasanya kita nikmati dalam bentuk minuman kini
dikemas dalam bentuk es krim. Unik sekali kan? Menurut info yang saya dapat dari
pelayannya, rupanya café ini milik salah satu cucu dari Nyonya Meneer. Pastinya
sudah tau ya bahwa Nyonya Meneer merupakan salah satu perusahaan jamu terbesar
di Indonesia. Menarik sekali ya . . .
Saya yang tak sabar dan penasaran
akhirnya mencicipi Es Krim Jamu racikan Makuta Jamu Café yang berada di Jalan
Gang Pinggir No. 38, Kranggan, Semarang. Varian Es Krim Jamu yang ditawarkan
ada beras kencur, kunyit asam, temulawak, dan STMJ.
Es Krim Jamu Kunir Asem |
Saat
itu saya mencoba dua varian sekaligus yakni Es Krim Kunyit Asam dan Es Krim
Beras Kencur. Rasanya seperti makan es krim rasa jamu, terasa dingin dan
menyegarkan. Untuk harganya terdiri dari dua yaitu single scope Rp 16.000 dan double
scope Rp 29.000. Jika kalian ingin mencicipinya datang antara pukul 10.00 –
21.00 ya.
Jamu Jun
Nama Jamu Jun bukan merupakan
jamu yang sebenarnya melainkan bubur yang rasanya dominan jahe. Jamu Jun ini
mirip sekali dengan bubur candil hanya saja rasa jahenya terasa kuat. Ditambah
dengan taburan merica bubuk di atasnya membuat Jamu Jun ini cocok disantap saat
musim penghujan. Menurut saya Jamu Jun rasanya unik karena ada rasa hangat dari
jahe dan pedas dari bubuk merica.
Jamu Jun kini sudah mulai
jarang ditemui di Kota Semarang. Salah satu yang masih bertahan yakni di Jalan
Lampersari yang buka pada pukul 09.00 – 16.00. Dengan merogoh kocek sebesar Rp
6.000 para pelancong bisa menikmati Jamu Jun ini.
Gethuk Bakar
Bingung cari oleh-oleh?
Kenapa tak mencoba Gethuk Bakar saja untuk oleh-oleh keluarga. Panganan yang
terbuat dari singkong yang dikukus lalu ditumbuk dengan gula ini biasanya
disajikan dengan parutan kelapa. Tetapi di Papa Singkong yang berada di Jalan
Diponegoro No 248, Ungaran Barat, Semarang ini menawarkan Gethuk Bakar. Beda
dengan yang lainnya kan?
Gethuk Bakar Original |
Gethuk Bakar Kombinasi |
Ada beberapa varian rasa
yang disajikan yaitu gethuk bakar original, keju, cokelat, mozzarella, cokelat
wijen, dan cokelat keju. Tekstur gethuknya sangat lembut. Dalam satu box berisi
18 potong gethuk yang dibanderol dengan harga mulai Rp 15.000 hingga Rp 17.000.
Jam buka Papa Singkong ini pukul 08.00 – 17.00, catat ya!
Bubur Pecel
Pecel terbuat dari
sayur-sayuran seperti bayam, kangkung, tauge serta kacang panjang yang direbus
dan dibaluri dengan bumbu kacang. Pada umumnya pecel disajikan dengan nasi atau
lontong, tetapi berbeda dengan pecel yang dijajakan di Pasar Bandungan,
Ungaran, Semarang ini.
Bubur Pecel |
Di Pasar Bandungan banyak
pedagang yang sedari subuh menawarkan Bubur Pecel yang terdiri dari bubur nasi
putih kemudian diatasnya dibalur dengan sayuran rebus, bumbu pecel serta
dilengkapi dengan bakmi goreng dan capcay. Harganya pun sangat murah, hanya Rp
4000 saja sudah bisa makan kenyang. Asyik kan? Tapi jangan kesiangan ya karena
pedagang Bubur Pecel ini hanya berjualan hingga pukul 08.00 – 09.00 saja.
Serabi Ngampin
Jika di Solo terkenal
dengan Serabi Notosuman dengan tampilan bulat dan digulung. Namun, berbeda
dengan serabi yang berada di Desa Ngampin, Ambarawa, Kabupaten Semarang. Di
Desa Ngampin tepatnya di sepanjang Jalan Semarang – Magelang banyak sekali
pedagang serabi yang berjejer rapi.
Serabi Ngampin Rasa Pandan |
Serabi Ngampin Rasa Original dan Gula |
Seperti pada umumnya
serabi, tetapi Serabi Ngampin ini ukurannya lebih kecil. Dalam satu porsinya
terdapat lima buah serabi yang memiliki varian rasa original (berwarna putih),
cokelat (terbuat dari gula aren), dan hijau (terbuat dari pandan). Satu mangkuk
serabi yang sudah di masak dengan wajan tanah liat di atas tungku itu kemudian
disiram kuah santan. Santan yang digunakan seperti kuah kolak. Serabi Ngampin
ini harganya murah meriah koq, hanya Rp 5000 saja lho. Tertarik mencobanya?
Ganjel Rel
Siapa yang tak tahu kue
legendaris dari Semarang ini, Ganjel Rel. Kata Ganjel sendiri artinya penopang
atau bantalan, sedangkan Rel diartikan jalan kereta api. Jadi Ganjel Rel
berarti “bantalan rel”. Sesuai namanya kue ini tekturnya keras dan berwarna
cokelat. Ciri khas kue Ganjel Rel beraroma rempah dan ‘seret’ ketika dimakan. Namun,
justru para pelancong dari luar Semarang malah memburu kue ini sebagai buah
tangan.
Sayangnya, kue Ganjel Rel
ini tak dijajakan di setiap toko kue ataupun toko oleh-oleh. Salah satu toko
kue yang menjajakannya yakni Toko Roti Selina yang berada di Jalan KH Wahid
Hasyim 132, Semarang yang buka antara pukul 09.00 – 20.00. Dalam satu
potongnya, kue Ganjel Rel ini dihargai Rp 6500. Penasaran ingin mencicipinya?
Wedang Kacang Tanah
Cuaca malam hari yang
biasanya dingin memang pas menyantap yang hangat-hangat seperti Wedang Kacang
Tanah. Wedang yang terbuat dari kacang tanah kupas, gula, santan dan daun
pandan ini biasanya dijajakan mulai pukul 17.00 – 24.00.
Wedang Kacang Tanah |
Meski rasa santannya begitu pekat tetapi tidak terasa ‘enek’ dimakan. Kacang tanahnya juga dimasak hingga empuk dengan aroma pandan yang membuat wedang menjadi wangi. Satu mangkuk Wedang Kacang Tanah yang dijajakan di Jalan Kedungmundu Raya (pertigaan SPBU Kedungmundu), Semarang ini harganya hanya Rp 8.000 saja.
Pisang Plenet
Pisang Plenet merupakan
salah satu panganan langka yang ada di Semarang. Seiring berjalannya waktu dan
banyaknya makanan kekinian, jajanan ini kini mulai susah dicari. Mungkin kini hanya
hitungan jari saja penjualnya. Namun, masih ada penjual Pisang Plenet yang
masih bertahan di sekitar Jalan Pemuda (samping Sri Ratu), Semarang yang
biasanya buka pukul 14.00 – 21.00.
Pisang Plenet rasa cokelat |
Pisang Plenet rasa nanas |
Pisang Plenet merupakan
pisang kepok yang dipipihkan (dalam Bahasa Jawa “diplenet”) kemudian dibakar di
atas arang. Ada tiga topping yang dijajakan yakni cokelat, nanas, dan keju.
Dalam satu porsi ada tiga tangkup dimana setiap satu tangkup berisi dua Pisang
Plenet yang tengahnya sudah diisi topping. Rasa Pisang Plenet ini begitu gurih
dan manis. Untuk harga Rp 15.000 per porsi rasanya Pisang Plenet ini cukup
untuk mengobati rasa rindu pada jajajan jaman dulu.
Nasi Goreng Negro
Nasi goreng, makanan
paling popular di Indonesia ini memang banyak sekali jenisnya. Namun, ada salah
satu yang unik di Semarang yakni Nasi Goreng Negro (maaf bukan bermaksud rasis)
sebab yang tertulis di buku menu memang seperti itu adanya.
Ternyata dibalik namanya,
nasi goreng ini dibuat dari tinta cumi hitam. Maka tak heran jika nasi
gorengnya berwarna hitam legam seperti overcook.
Meski tampilannya hitam, tetapi Nasi Goreng Negro memiliki rasa yang enak,
gurih, dan tidak amis serta porsinya juga banyak. Nasi Goreng Negro makin
terasa nikmat setelah dilengkapi dengan potongan cumi, telur, dan acar serta
ditaburi bawang goreng diatasnya.
Nasi Goreng Negro |
Nasi goreng ini hanya
dijajakan di Otong Seafood yang berada di Jalan Karanganyar, Semarang yang buka
antara pukul 10.00 – 21.00. Dengan harga Rp 30.000 untuk satu porsi saya rasa
cukup recommended dengan rasa yang didapatkan. Tertarik untuk mecicipinya?