Tuesday, March 5, 2019

        Semarang tak hanya dikenal dengan wisata sejarah dan wisata alamnya yang begitu memukau. Kota dengan sebutan ‘Kota Atlas’ ini juga memiliki beragam olahan kuliner lezat. Selain ramah di kantong, kuliner-kuliner yang ditawarkan juga tergolong legendaris dan memiliki keunikan serta citarasa tersendiri.

Makanya saya tak mau melewatkan sajian khas Semarang satu per satu. Pengalaman saya berpetualang rasa di Semarang ini semoga bisa menjadi referensi para pelancong dari luar kota. Apa saja sih yang saya cobain? Berikut 10 kuliner khas Semarang yang wajib diburu dan unik yang saya rekomendasikan.

Es Puter Cong Lik
Cuaca yang begitu panas di Semarang rasanya sangat nikmat jika mencicipi yang dingin-dingin salah satunya Es Puter Cong Lik. Es puter yang legendaris dan terkenal ini wajib sekali jadi incaran ketika sedang traveling ke Semarang.

Varian rasa yang ditawarkan ada durian, kelapa muda, alpukat, dan cokelat. Masing-masing varian dilengkapi dengan biji mutiara, roti dan buah lontar (siwalan). Waktu itu saya mencoba varian alpukat dan kelapa muda, rasanya benar-benar bikin nagih dan dijamin ingin nambah lagi.
 
Es Puter Alpukat


Es Puter Kelapa Muda


Es Puter Cong Lik yang berada di Jalan KH Ahmad Dahlan No 11, Semarang ini bisa kalian cicipi pada pukul 18.00 hingga 23.00. Soal harga masih ramah di kantong traveler koq, antara Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per porsi tergantung variannya. Gimana sudah ingin mencoba belum?

Es Krim Jamu
Semua orang pasti sudah mengetahui bahwa jamu merupakan obat tradisional Indonesia. Jamu terbuat dari akar-akaran (jahe, kunyit, temulawak, kencur, dan lain-lan), daun-daunan, bahkan telur ayam. Rasa dari jamu itu sendiri pun pahit sehingga kadang harus dicampur dengan madu agar rasanya dapat ditoleransi oleh peminumnya. Jenis-jenis jamu juga sangat beragam antara lain beras kencur, kunyit asam, sambiloto, temulawak, STMJ (susu, telur, madu dan jahe) dan sebagainya. Setiap varian jamu memiliki khasiat yang berbeda-beda. Kalian sudah mencoba yang mana nih?

Berbicara jamu, di Semarang ada café yang menawarkan cara menikmati jamu dengan bentuk yang berbeda lho. Jamu-jamu yang biasanya kita nikmati dalam bentuk minuman kini dikemas dalam bentuk es krim. Unik sekali kan? Menurut info yang saya dapat dari pelayannya, rupanya café ini milik salah satu cucu dari Nyonya Meneer. Pastinya sudah tau ya bahwa Nyonya Meneer merupakan salah satu perusahaan jamu terbesar di Indonesia. Menarik sekali ya . . .

        Saya yang tak sabar dan penasaran akhirnya mencicipi Es Krim Jamu racikan Makuta Jamu Café yang berada di Jalan Gang Pinggir No. 38, Kranggan, Semarang. Varian Es Krim Jamu yang ditawarkan ada beras kencur, kunyit asam, temulawak, dan STMJ.
 
Es Krim Jamu Beras Kencur


Es Krim Jamu Kunir Asem


Saat itu saya mencoba dua varian sekaligus yakni Es Krim Kunyit Asam dan Es Krim Beras Kencur. Rasanya seperti makan es krim rasa jamu, terasa dingin dan menyegarkan. Untuk harganya terdiri dari dua yaitu single scope Rp 16.000 dan double scope Rp 29.000. Jika kalian ingin mencicipinya datang antara pukul 10.00 – 21.00 ya.


Jamu Jun
Nama Jamu Jun bukan merupakan jamu yang sebenarnya melainkan bubur yang rasanya dominan jahe. Jamu Jun ini mirip sekali dengan bubur candil hanya saja rasa jahenya terasa kuat. Ditambah dengan taburan merica bubuk di atasnya membuat Jamu Jun ini cocok disantap saat musim penghujan. Menurut saya Jamu Jun rasanya unik karena ada rasa hangat dari jahe dan pedas dari bubuk merica.  
 
Jamu Jun
Jamu Jun kini sudah mulai jarang ditemui di Kota Semarang. Salah satu yang masih bertahan yakni di Jalan Lampersari yang buka pada pukul 09.00 – 16.00. Dengan merogoh kocek sebesar Rp 6.000 para pelancong bisa menikmati Jamu Jun ini.



Gethuk Bakar
Bingung cari oleh-oleh? Kenapa tak mencoba Gethuk Bakar saja untuk oleh-oleh keluarga. Panganan yang terbuat dari singkong yang dikukus lalu ditumbuk dengan gula ini biasanya disajikan dengan parutan kelapa. Tetapi di Papa Singkong yang berada di Jalan Diponegoro No 248, Ungaran Barat, Semarang ini menawarkan Gethuk Bakar. Beda dengan yang lainnya kan?

Gethuk Bakar Original
Gethuk Bakar Kombinasi




Ada beberapa varian rasa yang disajikan yaitu gethuk bakar original, keju, cokelat, mozzarella, cokelat wijen, dan cokelat keju. Tekstur gethuknya sangat lembut. Dalam satu box berisi 18 potong gethuk yang dibanderol dengan harga mulai Rp 15.000 hingga Rp 17.000. Jam buka Papa Singkong ini pukul 08.00 – 17.00, catat ya!

Bubur Pecel
Pecel terbuat dari sayur-sayuran seperti bayam, kangkung, tauge serta kacang panjang yang direbus dan dibaluri dengan bumbu kacang. Pada umumnya pecel disajikan dengan nasi atau lontong, tetapi berbeda dengan pecel yang dijajakan di Pasar Bandungan, Ungaran, Semarang ini.

Bubur Pecel

Di Pasar Bandungan banyak pedagang yang sedari subuh menawarkan Bubur Pecel yang terdiri dari bubur nasi putih kemudian diatasnya dibalur dengan sayuran rebus, bumbu pecel serta dilengkapi dengan bakmi goreng dan capcay. Harganya pun sangat murah, hanya Rp 4000 saja sudah bisa makan kenyang. Asyik kan? Tapi jangan kesiangan ya karena pedagang Bubur Pecel ini hanya berjualan hingga pukul 08.00 – 09.00 saja.

Serabi Ngampin
Jika di Solo terkenal dengan Serabi Notosuman dengan tampilan bulat dan digulung. Namun, berbeda dengan serabi yang berada di Desa Ngampin, Ambarawa, Kabupaten Semarang. Di Desa Ngampin tepatnya di sepanjang Jalan Semarang – Magelang banyak sekali pedagang serabi yang berjejer rapi.

Serabi Ngampin Rasa Pandan


Serabi Ngampin Rasa Original dan Gula


Seperti pada umumnya serabi, tetapi Serabi Ngampin ini ukurannya lebih kecil. Dalam satu porsinya terdapat lima buah serabi yang memiliki varian rasa original (berwarna putih), cokelat (terbuat dari gula aren), dan hijau (terbuat dari pandan). Satu mangkuk serabi yang sudah di masak dengan wajan tanah liat di atas tungku itu kemudian disiram kuah santan. Santan yang digunakan seperti kuah kolak. Serabi Ngampin ini harganya murah meriah koq, hanya Rp 5000 saja lho. Tertarik mencobanya?

Ganjel Rel
Siapa yang tak tahu kue legendaris dari Semarang ini, Ganjel Rel. Kata Ganjel sendiri artinya penopang atau bantalan, sedangkan Rel diartikan jalan kereta api. Jadi Ganjel Rel berarti “bantalan rel”. Sesuai namanya kue ini tekturnya keras dan berwarna cokelat. Ciri khas kue Ganjel Rel beraroma rempah dan ‘seret’ ketika dimakan. Namun, justru para pelancong dari luar Semarang malah memburu kue ini sebagai buah tangan.
 
Ganjel Rel
Sayangnya, kue Ganjel Rel ini tak dijajakan di setiap toko kue ataupun toko oleh-oleh. Salah satu toko kue yang menjajakannya yakni Toko Roti Selina yang berada di Jalan KH Wahid Hasyim 132, Semarang yang buka antara pukul 09.00 – 20.00. Dalam satu potongnya, kue Ganjel Rel ini dihargai Rp 6500. Penasaran ingin mencicipinya?

Wedang Kacang Tanah
Cuaca malam hari yang biasanya dingin memang pas menyantap yang hangat-hangat seperti Wedang Kacang Tanah. Wedang yang terbuat dari kacang tanah kupas, gula, santan dan daun pandan ini biasanya dijajakan mulai pukul 17.00 – 24.00.

Wedang Kacang Tanah

    Meski rasa santannya begitu pekat tetapi tidak terasa ‘enek’ dimakan. Kacang tanahnya juga dimasak hingga empuk dengan aroma pandan yang membuat wedang menjadi wangi. Satu mangkuk Wedang Kacang Tanah yang dijajakan di Jalan Kedungmundu Raya (pertigaan SPBU Kedungmundu), Semarang ini harganya hanya Rp 8.000 saja.

Pisang Plenet
Pisang Plenet merupakan salah satu panganan langka yang ada di Semarang. Seiring berjalannya waktu dan banyaknya makanan kekinian, jajanan ini kini mulai susah dicari. Mungkin kini hanya hitungan jari saja penjualnya. Namun, masih ada penjual Pisang Plenet yang masih bertahan di sekitar Jalan Pemuda (samping Sri Ratu), Semarang yang biasanya buka pukul 14.00 – 21.00.

Pisang Plenet rasa cokelat


Pisang Plenet rasa nanas

Pisang Plenet merupakan pisang kepok yang dipipihkan (dalam Bahasa Jawa “diplenet”) kemudian dibakar di atas arang. Ada tiga topping yang dijajakan yakni cokelat, nanas, dan keju. Dalam satu porsi ada tiga tangkup dimana setiap satu tangkup berisi dua Pisang Plenet yang tengahnya sudah diisi topping. Rasa Pisang Plenet ini begitu gurih dan manis. Untuk harga Rp 15.000 per porsi rasanya Pisang Plenet ini cukup untuk mengobati rasa rindu pada jajajan jaman dulu.

Nasi Goreng Negro
Nasi goreng, makanan paling popular di Indonesia ini memang banyak sekali jenisnya. Namun, ada salah satu yang unik di Semarang yakni Nasi Goreng Negro (maaf bukan bermaksud rasis) sebab yang tertulis di buku menu memang seperti itu adanya.

Ternyata dibalik namanya, nasi goreng ini dibuat dari tinta cumi hitam. Maka tak heran jika nasi gorengnya berwarna hitam legam seperti overcook. Meski tampilannya hitam, tetapi Nasi Goreng Negro memiliki rasa yang enak, gurih, dan tidak amis serta porsinya juga banyak. Nasi Goreng Negro makin terasa nikmat setelah dilengkapi dengan potongan cumi, telur, dan acar serta ditaburi bawang goreng diatasnya.

Nasi Goreng Negro

Nasi goreng ini hanya dijajakan di Otong Seafood yang berada di Jalan Karanganyar, Semarang yang buka antara pukul 10.00 – 21.00. Dengan harga Rp 30.000 untuk satu porsi saya rasa cukup recommended dengan rasa yang didapatkan. Tertarik untuk mecicipinya?

Dear Widha . . . . 2019 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template