Friday, June 27, 2014

Gunung Andong merupakan gunung yang berada di Kabupaten Magelang. Memang gunung ini tidak terlalu tinggi, maka tak heran jika tak banyak orang yang berkunjung ke sana. Tetapi, untuk pendaki pemula gunung Andong ini sangat cocok untuk melatih ketahanan fisik sebelum mendaki gunung yang lebih tinggi.
Ketingian gunung Andong ini hanya 1726 Mdpl, tak perlu waktu lama untuk menggapai puncaknya. Ketika itu saya dan seorang teman bernama Melan, berangkat dari asrama kami di Wates, Jogjakarta menuju basecamp gunung Andong setelah maghrib dengan mengendarai sepeda motor.  Kami berdua tak tahu pasti letaknya di mana basecamp gunung Andong, berbekal informasi yang dikumpulkan dari teman dan bertanya-tanya orang ketika di jalan. Akhirnya, setelah menempuh perjalanan selama 2,5 jam kami sampai di basecamp. Pukul setengah sembilan malam kami naik, hanya dua orang wanita nekat yang sangat merindukan ketinggian dan kabut.
Saya dan Melan begitu menikmati perjalanan malam itu, menikmati hembusan angin malam dan gemerlapnya lampu-lampu kota dari ketinggian. Setelah 1,5 jam berjalan kaki yang tracknya terus menanjak tanpa ada bonus track lurus, kami sampai di area camp yang jaraknya tak jauh dari puncak. Dinginnya hawa gunung sudah mulai kami rasakan sejuknya. Suasana bising hiruk pikuk kota tak bisa kami dengar lagi. Kabut pun kian menebal seiring berjalannya waktu yang silih berganti. Kami mulai mendirikan tenda dan memasak untuk makan malam. Menikmati segelas kopi panas yang jarang sekali kami rasakan kembali di tempat seperti ini. Bercanda tawa dengan pendaki lain yang juga berada di sana, hingga mata tak mampu untuk bertahan akhirnya kami pun beristirahat. 
Pukul setengah lima pagi saya dan Melan sudah bangun, sholat subuh dan berjalan menuju puncak yang hanya berjarak beberapa meter saja. Terlihat di bawah sana masih banyak lampu-lampu yang menyala. Melewati “Geger Sapi” karena jalannya mirip seperti punggung sapi menuju puncak gunung Andong. Menanti sang surya keluar dari peraduannya yang agaknya masih terlalu pagi. Hingga akhirnya bisa menikmati indahnya sekeping surga dari Tuhan yang ada di bumi, matahari yang malu-malu muncul dari peraduannya. Kabut kian terhempas kencang, menutupi hangatnya mentari tapi tak mengurangi keindahanya. Dari arah selatan bisa memandang gunung Merapi dan Merbabu yang terlihat berdampingan. Dari arah timur terlihat gunung Ungaran yang terasa dekat serta dari arah barat terlihat gunung Sindoro dan Sumbing yang kian jauh tapi tetap indah. Semuanya menyapa kami di pagi hari itu. Selamat pagi wahai mentari dan gunung Andong . . . 

Gemerlap lampu ketika menjelang pagi
Ini yang disebut "Geger Sapi" karna mirip dengan punggung sapi 
View of Gunung Merbabu 
Gunung Merbabu dan Merapi saling berdampingan

Puncak Andong bersama Melan
Puncak Andong dengan background gunung Merbabu dan Merapi
Sunrise yang tertutup kabut tebal
Matahari sudah sepenggalah, saya dan Melan pun bersiap untuk turun. Packing semua peralatan dan kembali menyusuri hutan. 
Tidak lupa membawa turun sampah
Track gunung Andong 
Kembali menghadapi hiruk pikuk kota Jogjakarta dengan pikiran yang lebih fresh. Terima kasih atas keindahanmu . . . .

2 komentar:

Dear Widha . . . . 2019 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template