Saturday, June 7, 2014

      Sekian banyak orang menganggap bangunan Lawang Sewu di Semarang ini merupakan bangunan yang sarat dengan unsur mistisnya. Mungkin karena bangunan bersejarah ini merupakan bangunan peninggalan Belanda yang sudah tua usianya.
       Usai pulang dari trip Karimunjawa, saya beserta empat teman mengunjungi Lawang Sewu. Hanya ingin membuktikan unsur mistis yang ada dalam bangunan itu.  Tetapi, yang ada hanya terpana dengan megah dan cantiknya Lawang Sewu pada malam hari.
        Kami datang menggunakan taxi dari kost teman yang berada di dekat Unnes, cukup membayar 40 ribu rupiah untuk lima orang. Hemat . . . Kami sampai di depan gerbang Lawang Sewu pukul 8 malam, dua jam lagi tutup. Dengan membayar tiket masuk 10 ribu rupiah per orang dan 30 ribu rupiah untuk satu orang guide, tak terlalu mahal bagi kami. Mari berkeliling Lawang Sewu . . . 



Lawang Sewu 

       Di Lawang Sewu ada beberapa bangunan pokok yang digunakan sebagai perkantoran. Ahh, mungkin saya sibuk jeprat-jepret sana sini sampai tak begitu memperhatikan guide sedang berbicara. Hahaha . . . Dari bahasa Jawa arti Lawang berarti ‘Pintu’ dan Sewu yang berarti ‘Seribu’, jadi Lawang Sewu berarti ‘Pintu Seribu’. Ya, bangunan Lawang Sewu memang memiliki banyak pintu. Dalam satu ruangan saja bisa memiliki lima pintu, sedangkan dalam satu lantainya entah ada berapa ruangan yang mungkin kita sendiri susah menghitungnya. 


Di balik pintu seribu

      Menariknya Lawang Sewu dibangun pada jaman Belanda dan arsitek bangunan ini juga berasal dari Belanda. Hebat ya bisa membuat bangunan semegah itu, sampai orang bingung menghitung jumlah pintunya. 

Lawang Sewu dari lantai 2 





        Kami berkeliling seluruh bangunan, hanya ruang bawah tanah dan bangunan bagian depan yang tak boleh dikunjungi pada malam hari. Entah apa sebabnya, tapi kami tak merasakan ada unsur mistis di sana. Dan tak kalah penting, di sana juga ada peninggalan kereta jaman Belanda. 


Kereta peninggalan Belanda di Lawang Sewu

      Tak terasa sudah hampir jam setengah 10, sudah hampir tutup. Dan kami pun harus mengakhiri jalan-jalan malam di Lawang Sewu. Beralih wisata kuliner di Simpang Lima juga menjadi pilihan baik apabila sedang berada di kota Semarang. 

Dear Widha . . . . 2019 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template