Saturday, June 7, 2014

"Edelweis, siapa yang tak kenal dengan bunga abadi itu. Kabut dan ketinggian yang mungkin dari sekian banyak orang pasti akan merindukan dua hal itu. Dinginnya hawa gunung dan ego kita yang harus ditaklukan. Serta sekian banyak keindahan lainnya yang membuat mata kita melihat lebih jauh tentang kebesaran Tuhan.”

Gunung Merbabu 


      Setelah sekian lama tak merasakan dinginnya puncak gunung akhirnya saya pun menyambangi Gunung Merbabu bersama lima orang teman. Pukul 11 siang Kami berangkat dari terminal Jombor, Jogjakarta menuju terminal Tidar di Magelang dengan bus jurusan Semarang dan membayar 10 ribu rupiah. Melanjutkan perjalanan kembali dari terminal Tidar ke Wekas menggunakan bis kecil dengan biaya 10 ribu rupiah. Setelah itu menuju basecamp Wekas menggunakan mobil tumpangan warga yang pulang dari pasar dengan membayar 10 ribu rupiah. Pukul 16.00 tiba dibasecamp dan membayar simaksi lima ribu rupiah. Total biaya berangkat 35 ribu rupiah, murah kan? :D 


Di depan basecamp


       Setengah jam istirahat di basecamp, lalu kami berlima bertemu dgn dua pendaki asal Bandung dan akhirnya kami menjadi berdelapan orang menuju ke pos dua untuk membuat camp. Salah satu dari kami ada yang baru pertama kali naik gunung, itulah yang membuat perjalanan agak lama. Sampai di pos dua pukul 22.30 dan langsung mendirikan tenda. Dingin sudah terasa sampai tulang, masih harus masak untuk makan malam. Usai makan malam pun kami pun tidur. Zzzz . . .
          Pukul 4 pagi kami sudah bersiap summit attack tapi apa daya hujan begitu menderas. Akhirnya kami pun melanjutkan tidur, baru pukul 7 kami bersiap-siap menuju puncak. Medan yang dilalui cukup terjal dengan bebatuan, tapi semua lelah terbalaskan dengan mahakarya Tuhan yang begitu indah. Melewati jembatan setan yang indahnya tak terlupakan. Mesti gerimis dan kabut menghiasi langit merbabu tetapi tak menggoyahkan niat kami untuk menuju puncak Kenteng Songo. 

Memandang puncak dari bawah 
Pohon cantigi
Walaupun capek tapi tetep narsis
Hanya bisa mencium dan memoto bunga edelweis
Tracking menuju puncak Kenteng Songo
Jembatan Setan
Tracking menuju puncak Kenteng Songo

Hill Climbing
          Ketika hampir sampai di puncak Kenteng Songo, jalan  yang dilalui lebih terjal. Apalagi harus hill climbing dan menggunakan webbing, terpeleset sedikit jurang dibawah menganga. Tapi itulah perjalanan, semakin kita banyak tahu kebesaran Tuhan, semakin kita mencintai alam tempat kita berpijak. Setelah hampir 3 jam tracking akhirnya sampailah kami di puncak Kenteng Songo. Subhanallah . . . Saya merasa bukan apa-apa di antara hamparan alam yang membentang. 




Puncak Kenteng Songo

        Menikmati hawa dingin dan kabut di ketinggian 3142 Mdpl sembari menyesap dalam-dalam kopi panas. Kabut terus meninggi dan angin pun tak kalah ingin menunjukkan kegagahannya. Akhirnya kami pun turun kembali menuju pos 2. Tak sampai 2 jam akhirnya kami pun tiba di pos 2. Makan siang terlebih dahulu, setelah itu berkemas-kemas. Pukul 3 sore kami kembali, tiba di basecamp pukul 8 malam. Kembali ke Jogja seperti saat berangkat. Ada banyak hal dalam perjalanan ini, rasa solidaritas yang tumbuh meski tak saling mengenal ketika bertemu dengan orang lain. Itulah salah satu alasan mengapa saya suka mendaki gunung. 

2 komentar:

Dear Widha . . . . 2019 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template