Thursday, March 6, 2014


Pulau Nusakambangan dalam bayangan banyak orang itu pasti menyeramkan karena di pulau inilah ribuan napi menghabiskan waktunya. Tetapi, berbeda dengan kedua teman saya Jan dari Ukraine dan Evgenia dari Rusia yang justru ingin sekali melihat pulau napi ini lebih dekat. Tepatnya tanggal 11 Desember lalu mereka datang dan saya pun menemuinya bersama teman saya Dodo. Malam itu kami bertemu sambil makan malam dan merencanakan ke Pulau Nusakambangan.

            Ada banyak hal yang mengganjal pikiran saya kala itu, Pulau Nusakambangan sekarang sudah tak seperti dulu yang setiap orang gampang keluar masuk. Peraturan sekarang lebih ketat apalagi untuk turis asing. Saya dan Dodo pun mencoba menghubungi seorang teman yang bekerja di Pulau Nusakambangan, hasilnya nihil. Pengunjung yang datang harus ijin terlebih dahulu menggunakan kartu identitas dan membayar biaya masuk sebesar Rp.60.000,-, itupun belum termasuk biaya untuk menyeberang ke pulau. Mengenai perijinan untuk turis asing tentunya lebih rumit lagi. Kami enggan berurusan rumit seperti itu. Akhirnya jalan tengah yang diambil adalah menyeberang melalui Pantai Teluk Penyu, kami akan camping di sana. Begitulah rencana kasarnya, entah di sebelah mana saya dan Dodo masih bingung.

Mercusuar Cimiring
            Pukul 15.00 WIB kami berkumpul di Pantai Teluk Penyu. Selain saya, Dodo, Jan, dan Evgenia juga ada enam teman saya dari Cilacap. Sebelum menyeberang ke Pulau Nusakambangan, kami sudah memesan kapal. Si empunya kapal mengatakan bahwa alangkah baiknya kami mendirikan camp di mercusuar, ada pantai indah di dekat mercusuar sana. Beliau juga mengatakan bahwa tak banyak yang tahu daerah itu karena medan susah untuk dijangkau, apalagi untuk orang-orang yang tak biasa dengan long tracking. Kami bersepuluh pun sepakat untuk pergi kesana. 
Pantai Teluk Penyu
     Pukul 16.00 WIB kapal pun berangkat menuju Pantai Cimiring di Pulau Nusakambangan Timur. Hanya 15 menit perjalanan, kami pun sampai di Cimiring. Setelah itu kami tracking menuju mercusuar Cimiring, tidak lupa dimulai dengan berdoa bersama. Sore itu langit mulai gelap dan gerimis kecil. Jalan setapak begitu terjal dan terus naik dengan nuansa hutan  yang rimbun. Ada banyak monyet yang dapat ditemui sepanjang perjalanan. Tidak perlu khawatir, monyet itu tidak akan mengganggu. Ketika keringat mulai mengucur dan napas mulai terengah-engah kami pun beristirahat di tengah rimbunnya hutan Pulau Nusakambangan yang masih asri. 

Jalur tracking menuju mercusuar
Perjalanan begitu melelahkan karena medan naik turun dengan kemiringan hingga 45 derajat. Untuk sampai di mercusuar memakan waktu 1,5 jam hingga 2 jam, tergantung kecepatan jalan seseorang. Menjelang pukul enam sore kami pun sampai di mercusuar Cimiring dan disambut oleh dua penjaga mercusuar. Awalnya kami akan mendirikan tenda di sekitar mercusuar. Tetapi, karena kebaikan dua bapak penjaga mercusuar itu kami tidur di salah satu rumah dinas. Ada tiga rumah dinas di sana meskipun penjaganya hanya dua orang saja. Tenda, matras, dan sleeping bed yang kami bawa akhirnya untuk alas tidur karena begitu banyaknya orang. Usai meletakkan barang bawaan kami di rumah dinas, kami pun naik ke mercusuar, semuanya berlari kencang melalui tangga yang begitu tinggi. Ada rasa yang tak sabar ingin melihat seluruh hamparan Pulau Nusakambangan dari atas sana. Ternyata benar, indahnya bukan main. Mata dimanjakan dengan maha karya terbaik Tuhan. Angin sepoi-sepoi sore itu menambah syahdunya menikmati sunset yang tertutup mendung. Mengabadikan moment indah itu adalah hal wajib jika menikmati keindahan. 
Pulau Nusakambangan dari atas mercusuar
View of Sea
Pemandangan dari menara suar
Puas menikmati sunset, saatnya menyiapkan makan malam. Dengan bekal yang dibawa, kami masak ala kadarnya. Ada yang sibuk membersihkan diri, ada pula yang bermain dengan kuda-kuda yang gagah di luar rumah. Setelah berkumpul semua, kami pun makan malam bersama dengan dua penjaga mercusuar. Berbincang dengan dua penjaga dan menurut pengakuannya kami lah orang lain yang pertama kali ke sini. Biasanya yang ke mercusuar itu teman atau kenalan mereka. Menjelang pukul sepuluh malam kami sudah tidur semua, mungkin karena kelelahan tracking.

Pantai Kalipat
Menjelang subuh kami bangun, lagi-lagi berlari ke atas mercusuar untuk kembali melihat indahnya Pulau Nusakambangan di pagi hari. Sayang, kala itu sedang mendung dan gerimis sehingga kami tak bisa melihat sunrise. Puas menghirup udara segar dari atas mercusuar, kembali kami disibukkan dengan memasak untuk sarapan. Tetapi, ada pula yang sibuk membantu pak penjaga memberi makan kuda-kuda di luar.
Saatnya sarapan pagi, kami akan kembali tracking ke Pantai Kalipat. Pantai ini pasti asing sekali di telinga masyarakat. Jelas, karena pantai ini tidak terjamah dan harus berpeluh keringat untuk menuju kesana. Usai sarapan kami pun menuju Pantai Kalipat, jalan yang dilalui tidak begitu lebar dan hanya sebatas sepasang kaki. Setapaknya begitu licin, terpeleset sedikit pasti akan jatuh ke jurang. Sekitar setengah jam sampai satu jam perjalanan dengan jalan kaki, kami akhirnya sampai di Pantai Kalipat. This is hidden paradise of Nusakambangan island . . .

Karang di Pantai Kalipat
Santai di pinggir pantai
Pantai Kalipat
Pantai Kalipat

Tebing di pantai Kalipat 
Di pantai ini tak ada satupun orang, bahkan menggunakan kapal sekalipun pantai ini susah dijangkau. Pasir pantai disini merupakan perpaduan pasir putih dan pasir besi. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan disini, mulai dari tiduran di pasir atau pohon sambil menikmati indahnya pantai, bermain di karang dengan ikan kecil dan binatang laut yang cantik, bahkan bisa snorkeling.

Bersantai di pantai
Berenang di pantai Kalipat
Semua lelah terbayar lunas dengan keindahan pantai perawan di sini. Puas bermain di pantai kami pun kembali ke mercusuar, packing dan bersiap pulang.
            Usai packing dan berpamitan dengan dua penjaga mercusuar kami pun pulang, harus tracking lagi. Hampir pukul dua belas siang kami sampai di Pantai Cimiring, menunggu kapal yang kemarin mengantar kami untuk menjemput. Tidak begitu lama, akhirnya kapal pun tiba. Saatnya pulang dan mengakhiri pertualang kami. Tertarik untuk mengunjungi Pantai Kalipat? Teman-teman disini selalu siap untuk menemani pengunjung yang penasaran ingin kesana.

How to get there?
1.   Harga kapal untuk menuju Pantai Cimiring di Pulau Nusakambangan Timur pengunjung membayar Rp. 15.000,- per orang, minimal 2 orang dan maksimal 10 orang.
2.  Bawalah logistik yang cukup karena di sana tidak ada orang yang berjualan.

9 komentar:

  1. Keren keren perjalanannya kakak.. sukak ma ceritanya.. sukak ma foto2nya.. Nicr Trip Overall..

    ReplyDelete
  2. keren cara ngambil view nya....

    ReplyDelete
  3. Agung : Makasihh....Hayukkk main mas, aku anterin hunting foto daaahhh . . .

    ReplyDelete
  4. asik nih mbak kalipat yah keren boleh deh saya masukin list

    ReplyDelete
  5. kabarin aja kalo mw kesana, kalo sempet q anterin . . .

    ReplyDelete
  6. Itu kalo sehari full bisa gak sih?

    ReplyDelete
  7. Bisa banget...cm nggak puas klo menurutku

    ReplyDelete
  8. Salam kenal kak,rencana kita rombongan dr tegal mau ke pantai kalipat tgl 14-15 januari 2017. Tapi bingung kami belum pernah ada yg kesana.

    ReplyDelete
  9. Subhanalloh......Masya Alloh....pantai yg indah....amat sangat indah....Allohu Akbar...

    ReplyDelete

Dear Widha . . . . 2019 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template